INDONESAINS- Adalah fitrah (naluri alamiah) manusia untuk mencintai lawan jenisnya, salah satunya untuk kelangsungan hidup keturunannya melalui perkawinan (pernikahan) sesuai norma dan hukum yang berlaku. Itu adalah sifat alami makhluk hidup terutama di dunia satwa.
Terekam dalam sejarah bagaimana negri Sodom-Gomorah (sekarang Yordania), berdiri tahun 1900-an SM memilki kebudayaan yang menyimpang yaitu penyuka sesama jenis (homoseksual). Negeri ini hancur karena bencana besar, tersisa sebagai legenda dan mitos. Padahal Nabi Luth AS sudah diturunkan untuk meluruskan mereka.
Tragedi kaum nabi Luth banyak disebut dalam Al-Qur'an (27 kali) salah satunya QS. An Naml 55:
٥٥ اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِ ۗبَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ
"Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)".
Dilansir dari darmaagung.ac.id, LGBT dipandang merupakan bentuk penyimpangan sosial, yaitu penyimpangan orientasi seksual yang dilakukan sekelompok orang. Pelaku LGBT ber-orientasi seksual menyimpang (abnormal), dan oleh sebagian orang dianggap sebagai penyakit (kejiwaan).
Neuro psikolog Universitas Al-Azhar Indonesia, Ihshan Gumilar menyampaikan bahwa lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) merupakan kondisi mental, yang bukan disebabkan oleh faktor biologis atau bawaan lahir. Secara mutlak terdapat peristiwa yang mendasari membuat seseorang menjadi LGBT.
Pengaruh lingkungan dan pergaulan adalah sumber perilaku menyimpang tersebut. Bisa kita contohkan ketika anak korban perceraian, tidak ada tempat curhat, dan yang mendengarkan justru teman sesama jenis nya. Dia akan mengalami afeksi. Ditambah pengaruh tontonan pornografi sesama jenis, sehingga membuat orientasi seks nya menjadi berubah.