Benih-benih Bunuh Diri Itu Bernama 'Digital Self Harm'

- 25 Juli 2023, 22:55 WIB
Perlukah melukai diri sendiri?
Perlukah melukai diri sendiri? /StockSnap

INDONESAINS- Menjalani hidup tidak seindah cerita novel atau sinetron. Keberhasilan dan kebahagiaan tidak selama nya berpihak ke kita, ada kalanya ujian dan kesusahan menghampiri hidup.Tidak semua orang memilki hati yang kuat dan tegar menghadapi goncangan, beberapa orang "tenggelam" dengan meratapi diri sendiri.

Kebencian memang tak hanya dapat tertuju ke orang lain, juga bisa pada diri sendiri. Ini akan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan kehidupan sosial. Membenci diri (self-hatred atau self-loathing) bisa terjadi karena sifat perfeksionis atau berharap terlalu tinggi, tidak pede dan memiliki self-esteem yang rendah, hingga gangguan mental tertentu, misalnya depresi dan gangguan bipolar.

Digital self harm, apa itu

Banyak cara orang meluapkan kekesalan, penyesalan dan kebenciannya terhadap dirinya sendiri salah satunya melalui media sosial (medsos), ketika enggan bercerita atau curhat kepada teman. Inil akan memicu menyakiti diri sendiri secara online yang dikenal sebagai digital self harm.

Digital self-harm diwujudkan seseorang dengan cara memposting status, tulisan, gambar atau komentar yang menyakitkan (secara online) atau ancaman terhadap diri sendiri. Bagaimana bisa? Jika kita mengenal cyber-bullying, alias perundungan melalui medsos terhadap orang lain. Digital self-harm juga berarti self cyber-bullying atau perundungan terhadap diri sendiri. 

Sosmed jadi sarana menyakiti diri sendiri
Sosmed jadi sarana menyakiti diri sendiri geralt
Jelas ini berimbas negatif untuk kesehatan mental dan fisik kita. Membully diri sendiri melalui medsos, bisa menjadi tanda-tanda penting yang mengarah ke bunuh diri. 

Bentuk-bentuk digital self harm

  1. Bisa terjadi di semua platform medsos (FB, IG, Tiktok, YouTube, dll) atau forum yang memungkinkan pengguna untuk memposting kata-kata, gambar, foto, dan video.
  2. Mereka membagikan postingan secara anonim (nama palsu) secara online, supaya orang lain dapat melihatnya. Postingan ini berisi umpatan jahat dan menyakitkan diri sendiri.
  3. Berusaha mempermalukan diri sendiri dengan mengatakan 'saya jelek', 'saya tidak berguna', atau kata-kata yang merendahkan, seperti 'saya hanya jongos' , 'saya hanyalah budak hina' dan lain sebagainya. 
  4. Diperparah dengan akun lain yang menanggapi dengan komentar, balasan, pertanyaan, like dan share. Mereka juga (mungkin) menyukai perilaku tersebut. Itu akan semakin memburuk dan berbahaya.

Digital self harm akan mempengaruhi harga diri, ini mendasari kondisi depresi dan kecemasan.  Orang yang depresi dan cemas mudah memposting komentar kebencian, meskipun terhadap dirinya sendiri. 

Mengapa mereka menyakiti diri sendiri dan menunjukkan ke medsos?

Mengapa harus sakit?
Mengapa harus sakit? tgam
Banyak alasan seseorang melakukan digital self harm, diantaranya

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Halodoc webMD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah