Tidak jauh berbeda dengan atheis, agnostik juga kelompok orang tidak beragama. Bedanya mereka berada di tengah-tengah, alias yang meragukan keberadaan Tuhan. Namun tidak menolaknya, dia masih bisa bertoleransi dengan umat yang beragama. Konsep agama dan tuhan tidak masuk dalam naluri pemikirannya, sehingga dia mengambil jalan tengah antara atheis (tidak percaya Tuhan) dan theis (percaya Tuhan).
Menurut KBBI, agnostik adalah orang yang berpandangan kebenaran tertinggi (dalam hal ini Tuhan) tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui. Bisa jadi dia mengakui Tuhan itu ada hanya saja dia memilih tidak beragama. Menurut mereka, keberadaan Tuhan tidak bisa dinalar manusia.
AGAMA Vs. ATHEIS - AGNOSTIK
Salah satu hak warga negara adalah menjalankan kepercayaan sesuai agama yang diyakini. Lantas apakah memilih untuk tidak beragama adalah hak asasi? Hal ini ibarat ketika seorang berada dalam persimpangan jalan, mau ke kanan atau ke kiri, dengan tujuan masing-masing. Jika tidak memilih, resiko kita akan tersesat, karena pilihan jalan hanya dua.
Agama tidak hanya wadah untuk mempelajari eksistensi adanya Tuhan, lebih dari itu agama mengajarkan mana yang benar dan salah untuk dilakukan sesuai kaidah atau syariah yang diajarkan Nabi/ Rasul, ulama dan pemuka agama. Manusia harus memiliki tujuan untuk hidup.
Orang yang beragama juga memiliki kesehatan mental yang baik dan jauh dari depresi atau kecemasan. Mengapa? Karena dia punya rujukan tertinggi untuk menghadapi hal baik dan buruk. Jikalau permasalahan dunia tidak bisa diselesaikan, dia punya Tuhan untuk "mengadu" dan berdoa. ***