Mengapa WHO Menggolongkan Kecanduan Game Sebagai Gangguan Mental?

- 25 September 2023, 07:00 WIB
World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kecanduan game sebagai gangguan mental
World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kecanduan game sebagai gangguan mental /Unsplash

Indonesains - Pada Mei 2019 lalu, World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kecanduan game sebagai gangguan mental. Penetapan tersebut memperbarui kontroversi tentang pengaruh game pada kehidupan selama ini.

WHO adalah Organisasi Kesehatan Dunia yang merupakan salah satu badan PBB. WHO bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss.

Pada keterangan resminya, WHO mengklasifikasikan kecanduan game dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem (ICD-11) -daftar penyakit yang disebabkan oleh kecanduan.

Meski sebenarnya kecanduan game sudah dimasukan dalam daftar itu sejak tahun 2017, draf tersebut baru disetujui pada tahun 2019 dan akan mulai diberlakukan pada tahun 2022.

Untuk diketahui, klasifikasi ICD adalah manual referensi utama yang digunakan dokter dan ahli patologi untuk mengenali dan mendiagnosis berbagai kondisi medis.

ICD atau Klasifikasi Penyakit Internasional adalah suatu sistem klasifikasi penyakit yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Klasifikasi tersebut nantinya digunakan secara global.

Menurut daftar ICD itu, kecanduan video game adalah pola perilaku yang persisten atau berulang, bisa jadi online atau offline, dimanifestasikan oleh gangguan kontrol atas game.

Mereka yang kencanduan video game akan lebih memprioritas bermain game daripada kepentingan hidup lainnya. Akibatnya, video game dapat mengganggu kemampuannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Waktu bermain gamer berkorelasi dengan peningkatan pendapatan perusahaan game.
Waktu bermain gamer berkorelasi dengan peningkatan pendapatan perusahaan game. Pexels

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah