Hasil Penelitian: Pasangan Hidup Bisa Jadi Rahasia Umur Panjang

- 29 September 2023, 19:27 WIB
Ilustrasi gambar pasangan hidup.
Ilustrasi gambar pasangan hidup. /Pixabay

Indonesains - Sejumlah penelitian menunjukan bahwa memiliki pasangan hidup yang bahagia membuat usia pernikahan menjadi lebih langgeng, dan hasil penelitian dari Tilburg University menemukan bahwa itu juga dapat menjadi salah satu rahasia umur panjang.

Pada hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Psychological Science secara daring, data menunjukan bahwa kepuasan hidup pasangan dikaitkan dengan kematian, terlepas dari karakteristik sosial ekonomi dan demografi individu, atau status kesehatan fisik mereka.

Penulis studi Olga Stavrova, peneliti di Tilburg University di Belanda mengatakan bahwa partisipan penelitian yang memiliki pasangan bahagia di awal penelitian cenderung meninggal pada 8 tahun ke depan dibandingkan dengan peserta yang memiliki pasangan kurang bahagia.

"Temuan tersebut menggarisbawahi peran lingkungan sosial terdekat individu pada kesehatan mereka. Yang paling penting, ini memiliki potensi untuk memperluas pemahaman tentang apa yang membentuk lingkungan sosial dengan mempertimbangkan kepribadian dan kebahagiaan orang yang dekat dengannya," kata Stavrova dalam laporan penelitian tersebut seperti dikutip dari laman resmi penerbit jurnal tersebut yaitu Association for Psychological Science.

Kepuasan hidup diketahui berhubungan dengan perilaku yang dapat memengaruhi kesehatan, termasuk diet dan olahraga, dan orang yang memiliki pasangan yang aktif dan bahagia, misalnya, cenderung memiliki gaya hidup aktif juga dan sebaliknya.

Pada penelitian tersebut, Stavrova memeriksa data dari survei yang representatif secara nasional terhadap sekitar 4.400 pasangan di Amerika Serikat yang berusia di atas 50 tahun.

Hingga 8 tahun, peserta dan pasangannya melaporkan kepuasan hidup dan berbagai faktor yang diduga terkait dengan kematian, termasuk persepsi dukungan pasangan dan frekuensi aktivitas fisik.

Mereka juga menyelesaikan pengukuran kesehatan yang dinilai sendiri dan memberikan informasi terkait dengan morbiditas mereka (diukur dengan jumlah kondisi kronis yang didiagnosis dokter), jenis kelamin, usia pada awal penelitian, etnis, pendidikan, pendapatan rumah tangga, dan kematian pasangan. Kematian peserta selama penelitian dilacak menggunakan Indeks Kematian Nasional dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau laporan pasangan.

Pada tahun ke-8, sekitar 16% dari peserta telah meninggal. Mereka yang meninggal cenderung lebih tua, laki-laki, kurang berpendidikan, kurang kaya, kurang aktif secara fisik, dan dalam kesehatan yang lebih buruk daripada mereka yang masih hidup. Mereka yang meninggal juga cenderung melaporkan kepuasan hubungan yang lebih rendah, kepuasan hidup yang lebih rendah, dan memiliki pasangan yang juga melaporkan kepuasan hidup yang lebih rendah.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Psychological Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x