Laki-laki Yang Terlambat Mengenal Pornografi Cenderung Playboy

- 15 Oktober 2023, 09:30 WIB
Ilustrasi pria playboy.
Ilustrasi pria playboy. /Comic Art Fans

Indonesains - Laki-laki yang terlambat mengenal pornografi cenderung akan bersikap playboy, menurut hasil penelitian. Usia seorang laki-laki terpapar atau mulai mengenal pornografi pertama kali ternyata berdampak signifikan terhadap sikap seksis tertentu di kemudian hari.

Yang paling mengejutkan, semakin tua seorang laki-laki saat pertama kali mengenal pornografi maka kemungkinan besar laki-laki tersebut terlibat dalam perilaku playboy.

"Semakin tua seorang pria saat pertama kali melihat pornografi, kemungkinan dia ingin terlibat dalam perilaku playboy," kata Alyssa Bischman, seorang mahasiswa doktoral di University of Nebraska, Lincoln, yang mempresentasikan penelitian tersebut.

Temuan tersebut dipresentasikan pada konvensi tahunan ke-125 Asosiasi Psikolog Amerika. "Penelitian tersebut bertujuan melihat bagaimana pajanan pertama terhadap pornografi, sifat dari paparan pertama, memprediksi kesesuaian dengan dua norma maskulin, prilaku playboy dan mencari kekuasaan atas wanita," Bischmann menjelaskan.

Diketahui juga dari penelitian tersebut, bahwa semakin muda seorang laki-laki melihat pornografi, kemungkinan besar dia akan menginginkan kekuasaan atas wanita.

Bischmann dan rekan-rekannya mensurvei 330 pria sarjana, usia 17 sampai 54 tahun, di Universitas Midwestern yang besar. Peserta 85 persen berkulit putih dan 93 persen heteroseksual.

Mereka ditanya tentang paparan pertama mereka terhadap pornografi, usia berapa hal itu terjadi dan apakah itu disengaja atau dipaksakan.

Peserta kemudian juga diminta untuk menanggapi serangkaian 46 pertanyaan yang dirancang untuk mengukur dua norma maskulin.

Hasilnya, rata-rata usia pemaparan pertama adalah 13,37 tahun dengan eksposur termuda sejak usia 5 tahun dan yang paling tua lebih tua dari 26 tahun.

Lebih banyak pria mengindikasikan bahwa paparan pertama mereka tidak disengaja (43,5 persen) daripada yang disengaja (33,4 persen) atau dipaksa (17,2 persen). Enam persen tidak menunjukan sifat eksposur.

Menurut rekan peneliti, Chrissy Richardson, MA, juga dari Universitas Nebraska, Lincoln, temuan tersebut mengejutkan karena peneliti mengharapkan kedua norma tersebut lebih tinggi dari usia paparan lebih rendah.

"Temuan paling menarik penelitian ini adalah bahwa usia yang lebih tua pada keterpaparan pertama memperkirakan kepatuhan yang lebih besar terhadap norma maskulin playboy.

Temuan itu telah memicu lebih banyak pertanyaan dan gagasan penelitian potensial karena sangat tak terduga berdasarkan apa yang kita ketahuan tentang sosialisasi peran gender dan paparan media," ujar Richardson.

Ia menjelaskan, bahwa temuan tersebut memberikan bukti lebih lanjut bahwa pemaparan pornografi memiliki dampak nyata pada pria heteroseksual. Terutama terhadap pandangan mereka terhadap peran seks.

"Mengetahui lebih banyak tentang hubungan antara penggunaan pornografi pria dan kepercayaan tentang wanita dapat membantu upaya pencegahan serangan seksual, terutama di kalangan anak laki-laki yang mungkin terkena pornografi sejak dini.

Informasi ini juga bisa menginformasikan perlakuan berbagai isu emosional dan sosial yang dialami oleh pria heteroseksual muda yang melihat pornografi," katanya.

Meski demikian, peneliti juga menilai perlu ada penelitian lebih lanjut, terutama beberapa hal dengan variabel yang tidak diperiksa, seperti religiositas peserta, kecemasan kinerja seksual, pengalaman seksual negatif atau apakah pengalaman paparan pertama positif atau negatif.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: EurekAlert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah