Darurat, Pendidikan Seks Harus Masuk Kurikulum

- 12 Juni 2023, 17:46 WIB
ilustrasi kurikulum pendidikan Seks
ilustrasi kurikulum pendidikan Seks /DariuszSankowski

INDONESAINS- Sudah hukum alam tercipta laki-laki dan perempuan., ditakdirkan suatu saat berpasangan (pada waktu dan dengan cara yang tepat). Manusia diberikan syahwat, yang harus dijaga hingga tiba saat yang sah dan halal. Tidak ada norma atau hukum di dunia ini yang melegalkan hubungan seksual di luar payung pernikahan. Hukum agama dan hukum negara juga tegas mengaturnya.

Bicara seks, tabu. Bagi masyarakat Indonesia dengan budaya ke-Timurannya kita masih menganggap perihal seks adalah hal tabu, tidak layak atau tidak sopan dibicarakan secara terbuka, baik di lingkungan keluarga, pendidikan (sekolah),  bahkan lingkungan kerja. Itu adalah obrolan pribadi yang sensitif dan privat. Jika budaya ini dibiarkan berlarut, akan merugikan anak-anak kita. Mereka akan penasaran, mencari tahu sendiri dari sumber yang tidak benar. Minimnya akhlak dan didikan orangtua, didukung disinformasi yang tidak jelas akan menyeret mereka ke arah pergaulan bebas. Pelecehan seksual, perkosaan juga salah satunya akibat faktor pelaku yang tidak terdidik seksualnya.

Kenapa pendidikan seks perlu. Orangtua dan para pendidik (guru, mentor dll) harus mengambil sikap untuk memberikan pemahaman sedini mungkin dan secara bertahap tentang pendidikan seks ini. Loh tidakkah berbahaya? Simak ulasan tentang manfaat nya

  1. Menghilangkan rasa penasaran anak
  2. Mencegah aktivitas seksual yang salah
  3. Perlindungan terhadap anak
  4. Anak lebih mengenal orang tuanya
  5. Anda belajar konsep persetujuan terhadap tubuhnya
  6. Menyiapkan anak menghadapi pubertas
  7. Membiasakan anak menjaga (ketat) organ intim
  8. Mencegah hamil di luar nikah

ilustrasi pasangan muda mudi
ilustrasi pasangan muda mudi CHENA
Baca juga: Pernikahan Dini, Antara Bahagia dan Bencana

Penasaran?. Jika kita terbiasa mengabaikan pertanyaan anak seputar seks dan organ intimnya, membuat mereka penasaran dan mencari sumber lain, selamat! jika sumbernya tepat. Kalau tidak: bahaya. Menjawab pertanyaan anak, sesuai porsi usianya akan menghapus rasa penasarannya. 

  • 0- 24 bulan: kenalkan anggota tubuh. Mulai dari kepala sampai kaki, termasuk nama organ intim, seperti Mr. P, Miss V, biarkan dia menyentuhnya. Ajarkan dia supaya tidak telanjang di muka umum.
  • 2-5 tahun: ajarkan organ intim, dan cara menjaga privasinya. Lebih spesifik tentang perbedaan organ laki-laki dan perempuan, mengapa dia berbeda, ajarkan tidak boleh orang lain menyentuhnya. 
  • 5-8 tahun: ajarkan tentang pubertas. Tanda puber anak perempuan adalah dengan menstruasi (datang bulan), sedang laki-laki dengan mimpi basah. Infokan, supaya mereka tidak kaget dengan perubahan itu.
  • 9-12 tahun: ajarkan perilaku seksual dan proses reproduksi. Sampaikan perubahan yang muncul karena hormon, untuk wanita payudara membesar (ajarkan ini organ sensitif, harus dijaga). Laki-laki, kadang ereksi Mr P nya, jakun menonjol suara membesar. Dan semua itu normal. Ajarkan juga bagimana seorang wanita bisa hamil.
  • 12-18 tahun: Inilah saat seseorang mulai tertarik dengan lawan jenis, mengetahui apa itu cinta, kangen sama seseorang. Di fase ini pengawasan harus lebih ketat. Ajarkan bahwa tubuhnya sangat berharga, apa resiko berhubungan seks, cara membatasi hubungan dengan lawan jenis.

Aktivitas seksual. Seks pranikah, atau usia dini kebanyakan disebabkan karena coba-coba akibat pengaruh lingkungan (pergaulan) yang tidak baik, dan info perihal seks yang menyesatkan. Seperti hanya memikirkan kegembiraan sesaat, dan tidak mau memahami resikonya, seperti hamil, atau terkena penyakit menular seksual. Kita harus memberi info secara lugas dan bersahabat supaya anak bisa memahaminya.

jangan dimabuk cinta
jangan dimabuk cinta JUrban
Relasi orang tua dan anak. Berdiskusi dan komunikasi dengan anak, juga menjaga kedekatan secara emosional. Memposisikan kita sebagai sahabat dekat sang anak. Jika anak dekat dengan orang tuanya, dia akan berpikir berkali-kali untuk melakukan hubungan seks di luar nikah. Orang tua juga lebih mudah memantau anaknya dan memberikan perlindungan. Jangan sampai anak kita tahu gambar atau konten pornografi yang menjerumuskan.

Konsep persetujuan. Jangan biarkan seseorang (terutama lawan jenis), bahkan saudara dekat menyentuh tubuhmu, atau bagian sensitif. Jadikan itu privasi dan kehormatan. Tidak boleh ada yang menyentuh mu, kecuali atas seizinmu. (Lebih baik jangan tergoda untuk mengizinkannya).

Jaga organ intim. Hamil: NO! Jangan terperdaya bujuk rayu lawan jenis yang otaknya dikuasai syahwat. Apa yang dikatakannya hanya kesenangan sesaat, bukan cinta. Terlebih lagi dengan iming-iming imbalan, atau janji pernikahan. Yang repot yang hamil, tak sedikit kasus lelaki yang menolak menikahi pacarnya yang hamil, dengan alasan bukan hanya dia satu-satunya lelaki yang berbuat. Hai wanita: jaga dan "gembok" organ intim mu hanya untuk suami mu yang sah. Anak yang bisa menjaga diri juga terhindar dari resiko pelecehan seksual.

Akhlak. Pergaulan bebas, hamil di luar nikah bisa dicegah dengan memperbaiki akhlak anak kita. Kembangkan potensinya, didik rohaninya dengan matang, tanamkan nilai-nilai spritual dalam keluarga seperti mengaji, sholat tepat waktu di masjid (contoh bagi yang muslim). Ajarkan untuk menghormati lawan jenis, dan tidak melecehkannya.

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Halodoc babelprov.go.id RSJ Lawang aap.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x