Tak Ingin Anak Jadi Teroris? Cegah Radikalisme Sejak Dini

- 13 Juli 2023, 15:43 WIB
Kecil-Kecil Radikal
Kecil-Kecil Radikal /Dw

INDONESAINS- Dengan runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, membuka luas kesempatan masyarakat untuk bebas berorganisasi dan menyuarakan pendapat. Organisasi masyarakat (ormas) dan komunitas menjamur, setelah berpuluh tahun mengalami kekeringan. Data Kemendagri tahun 2019 jumlah ormas di Indonesia sangat spektakuler, sejumlah 431.465 ormas.

Kebebasan berpendapat bukannya tidak ada sisi negatif, ini bisa menjadi celah bagi oknum-oknum untuk menyebarkan paham yang tidak sesuai ideologi Pancasila, seperti paham radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme. Pendidikan terkait pencegahan radikalisme (deradikalisasi) sangat penting pada anak-anak dan remaja. Di usia mereka kita bisa memilih menjadikannya orang baik atau orang jahat, saking gampangnya mereka dipengaruhi. 

Bingung ikut ideologi apa?
Bingung ikut ideologi apa? geralt
Apa yang dimaksud Radikalisme?

Radikal asal kata "radix" yang berarti akar, mengacu pada hal-hal dasar yang bersifat fundamental dan esensial. (Dalam hal ini radikalisme menginginkan adanya perubahan hingga ke dasar)

Menurut KBBI arti radikalisme ada tiga:

  • Paham atau aliran radikal dalam politik
  • Sikap ekstrim dalam aliran politik 
  • Paham yang dibuat oleh sekumpulan orang yang menginginkan perubahan tatanan sosial dan politik (pembaharuan) secara drastis dengan memakai cara-cara kekerasan.

Secara teori sosial, radikalisme diartikan sebagai revolusi total untuk melawan status quo atau hegemoni rezim penguasa.

Banyak jejak radikalisme di sejarah Indonesia,

  • PKI yang memaksakan ideologi komunis tahun 1948 dan 1965
  • DI (Darul Islam)/ TII (Tentara Islam Indonesia)
  • NII (Negara Islam Indonesia) tahun 1949
  • Gerakan menggulingkan Orde Baru dan presiden Soeharto pada 1998 silam 
  • Gerakan separatis Aceh Merdeka (GAM), dan Organisasi Papua Merdeka (OPM)
  • Gerakan dukungan LGBT, yang termasuk paham radikal dan kebebasan ekstrim

Asal mula pemikiran radikalisme itu terjadi di Eropa pada abad ke 18, mengenai perubahan yang sangat besar. Yang kemudian paham itu dilarang di banyak negara. 

Dilansir dari situs NU.or.id, pemikiran dan gerakan radikal, seringnya terkait faktor ideologi dan agama. Istilah radikalisme muncul dari pe-label-an gerakan-gerakan keagamaan dan politik yang ekstrim dan memiliki pembeda dengan gerakan pada umumnya.

Gerakan radikalisme terkait agama tampak sebagai community of believers (komunitas orang yang percaya). Mereka berusaha merombak total tatanan sosial dan juga politik yang sudah ada secara paksa, kadang dengan kekerasan.

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Kemenag gramedia.com nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x