Indonesains - Abdominoplasty atau tummy tuck atau yang dikenal dengan tarik perut hingga saat ini diketahui memiliki risiko komplikasi yang signifikan, termasuk infeksi, masalah penyembuhan luka dan penumpukan darah di bawah kulit hingga pembekuan darah.
Namun sebuah penelitian dari Wolters Kluwer Health menemukan bahwa tarik perut dapat dilakukan dengan aman pada pasien obesitas, tanpa peningkatan komplikasi dibandingkan pasien non-obesitas.
Anggota Ahli Bedah ASPS Laurence Glickman, MD, MSc, FACS yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan tarik perut, dengan atau tanpa sedot lemak bersamaan, pada pasien obesitas adalah prosedur yang aman dan efektif dengan tingkat komplikasi perioperatif yang sama dengan populasi pasien non-obesitas.
Penelitian tersebut melibatkan 82 pasien yang menjalani abdominoplasty, selama periode tujuh tahun. Dua puluh satu pasien diklasifikasikan sebagai obesitas. 62 pasien yang tersisa diklasifikasikan sebagai non-obesitas.
Tingkat komplikasi dibandingkan antar kelompok, dengan waktu tindak lanjut rata-rata hampir satu tahun. Pasien obesitas lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Bagi sebagian besar pasien di kedua kelompok, operasi pengencangan perut dikombinasikan dengan sedot lemak.
Seperti dalam penelitian sebelumnya tentang abdominoplasty, ada risiko komplikasi yang signifikan. Namun, semua tingkat komplikasi serupa antara kelompok.
Baca Juga: Mengenal Tembiluk, Makanan Khas Dayak Yang Biasa Dimakan Nur Lela Heand
Baca Juga: Beda Dulu dan Sekarang, Cara Masyarakat Menanggapi Kematian
Baca Juga: 90 Persen Remaja Perempuan Terbunuh Oleh Pasangan Intimnya