Pada penelitian itu, para peneliti menggunakan alat molekuler untuk mengaktifkan produksi melanopsin dalam sel retina tikus. Mereka menemukan bahwa sel ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan respon cahaya. Melanopsin terus diproduksi selama ada cahaya masuk ke mata.
Untuk itu, penelitian itu berusaha mendapatkan pemahaman baru tentang interaksi melanopsin di dalam tubuh dan bagaimana mata bereaksi terhadap cahaya. Para peneliti menemukan, bahan kimia bernama opsinamides dapat memblokir aktivitas melanopsin pada tikus tanpa mempengaruhi penglihatan mereka.
Temuan itu memberikan kesempatan atau berpontesi untuk mengatasi hipersensitivitas terhadap cahaya yang dialami penderita migrain. Selanjutnya para peneliti juga bertujuan menemukan cara untuk mempelajari melanopsin lebih jauh bagaimana hormon itu dapat mereset jam tubuh kita untuk membantu penderita insomnia.