Network
Indonesains - Anak-anak yang Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif atau mendapatkan ASI eksklusif untuk tiga bulan pertama kehidupan memiliki peluang yang lebih rendah untuk mengalami penyakit kulit eksim pada usia 6 tahun, menurut hasil penelitian. Itu jika dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak disusui atau diberi ASI eksklusif lebih sedikit.
Hal itu berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dipresentasikan saat pertemuan tahuan Akademi Alergi, Asma & Imunologi Amerika seperti dilaporkan EurekAlert. Itu adalah pertemuan organisasi keanggotaan terkemuka dengan lebih dari 7.000 ahli alergi / imunologi di Amerika Serikat.
Eksim adalah kondisi kronis yang ditandai dengan penyakit kulit sangat gatal yang, ketika tergores, menjadi meradang dan ditutupi dengan lepuh yang mudah pecah. Sementara gen dan lingkungan terlibat dalam penyakit radang ini, banyak pertanyaan tetap tidak terjawab, seperti cara terbaik untuk mencegahnya.
Baca Juga: Mengapa Kurang Tidur Meningkatkan Risiko Sakit Jantung dan Stroke?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bayi yang diberi ASI eksklusif telah mengurangi risiko untuk mengembangkan banyak kondisi kronis, termasuk asma dan obesitas.
Katherine M. Balas, BS, BA, seorang asisten peneliti klinis di Children's National dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa disusui secara eksklusif terbukti melindungi anak-anak dari pengembangan eksim di kemudian hari tetap beragam dan hasil penelitian mereka berusaha membantu mengisi kesenjangan data itu.
Balas dan rekannya menggunakan data yang dikumpulkan dalam Studi Praktik Pemberian Makan Bayi II, sebuah studi longitudinal yang dipimpin oleh CDC dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) dari 2005 hingga 2007, serta pemeriksaan tindak lanjut 2012 dari badan studi tentang studi itu.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini pertama kali melacak diet sekitar 2.000 wanita hamil dari trimester ketiga dan memeriksa praktik pemberian makanan melalui tahun pertama kehidupan bayi mereka. Penyelidikan lanjutan mereka mengamati pola kesehatan, perkembangan dan pola makan untuk 1.520 anak-anak ini pada usia 6 tahun.
