Daging Terbatas, Mungkinkah Diganti Makan Serangga Menurut Sains?

- 7 September 2023, 19:00 WIB
Menurut sains, makan serangga tidak dapat menjadi pengganti daging sepenuhnya.
Menurut sains, makan serangga tidak dapat menjadi pengganti daging sepenuhnya. /Unsplash

Indonesains - Masyarakat dunia mulai memperhatikan dampak lingkungan dari produksi daging. Jumlah penduduk terus meningkat, sementara produksi daging terbatas, tidak ada cukup daging untuk semua orang.

Respon dari itu semua, dekade terakhir konsumsi makanan yang berasal dari serangga mulai muncul. Apakah memungkinkan konsumsi daging yang jumlahnya terbatas diganti dengan konsumsi serangga menurut sains?

Seperti diketahui, makanan yang terbuat dari serangga memiliki riwayat dampak terhadap lingkungan yang baik. Dan karena kandungan nutrisi yang tinggi, mereka dapat menjadi suplemen berkelanjutan untuk sumber protein yang ada, menurut sains.

Nah, bagi omnivora atau pemakan segala, memasukan makan serangga ke dalam menu makanan bisa menjadi pilhan, begitu juga dengan mereka yang vegetarian atau orang-orang yang tidak makan daging.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Penyebab Hilangnya Hutan Indonesia Bukan Hanya Sawit

Tapi, bagi seorang vegan atau orang yang hanya makan makanan yang ditanam, sepertinya itu bukan pilihan, hasil penelitian dari University of Eastern Finland mengungkapnya.

Para peneliti di University of Eastern Finland dan University of Helsinki memeriksa niat konsumen untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari serangga di antara vegan, vegetarian non vegan dan omnivora.

Mereka memeriksa sikap, norma subyektif, kontrol perilaku yang dirasakan dan neophobia makanan terhadap konsumsi makanan yang berasal dari serangga, serta kondisi untuk makan makanan berbasis serangga di antara kelompok diet ini.

Produksi daging cenderung terbatas.
Produksi daging cenderung terbatas. Dok Humas Denpasar

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: University of Eastern Finland


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x