Network
Indonesains - Isu dampak perubahan iklim telah menarik perhatian ilmuwan di seluruh dunia, ada banyak laporan tentang dampak perubahan iklim. Sejumlah penelitian dan kebijakan juga dibuat untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Bahkan, para pemimpin dunia berkumpul untuk membahas mitigasi dan dampak perubahan iklim. Para ilmuwan PBB juga mengatakan, "sekarang atau tidak sama sekali" yang menggambarkan keniscayaan untuk menghentikan dampak perubahan iklim.
Laporan muncul mulai dari badai salaju yang mirip bom, hingga kekeringan parah yang memberikan gambaran yang mengerikan. Namun apakah kita benar-benar menyaksikan cuacabaha dunia semakin memburuk?
"Sayangnya, jawabannya adalah ya. Cuaca dunia semakin buruk bagi masyarakat dan secara global," kata Spencer Weart, sejarawan dan pensiunan direktur Pusat Sejarah Fisika di Institut Fisika Amerika di College Park, Maryland, kepada Live Science.
Baca Juga: Hasil Penelitian: Penyebab Hilangnya Hutan Indonesia Bukan Hanya Sawit
Iklim adalah rata-rata cuaca dari waktu ke waktu, dan Bumi memiliki sejarah perubahan iklim alami yang panjang dan dramatis. Periode Trias (252 juta hingga 201 juta tahun lalu) mungkin berakhir dengan hujan badai jutaan tahun.
Dan asteroid pembunuh dinosaurus yang menghantam Bumi pada akhir periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu), membuat sebagian langit menjadi gelap gulita selama bertahun-tahun di bawah awan tebal abu dan partikel.
Kemudian, suhu bumi melonjak selama 100.000 tahun, karena banyaknya karbon dioksida yang dikeluarkan asteroid ketika menabrak Semenanjung Yucatán. Serangan asteroid besar-besaran secara teknis masih merupakan peristiwa alami, meskipun menyedihkan bagi dinosaurus.
Meskipun dampak perubahan iklim yang luas bukanlah hal yang baru bagi planet kita, hal ini telah menimbulkan dampak perubahan iklim yang sangat merusak di masa lalu.
