Indonesains - Karbon dioksida atmosfer terus meningkat dengan cepat dan berdasarkan pengamatan terakhir pada tahun 2019, mencapai rekor tertinggi dalam 61 tahun. Dengan rata-rata untuk Mei memuncak pada 414,7 bagian per juta (ppm) berdasarkan hasil pengukuran di Observatorium Atmosfer di Hawaii.
Hasil tersebut adalah rekor musiman tertinggi yang tercatat dalam 61 tahun pengamatan di atas gunung berapi terbesar di Hawaii dan tahun ketujuh berturut-turut peningkatan curam global dalam konsentrasi karbon dioksida (CO2).
Rincian data itu telah dipublikasikan NOAA (Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional) Amerika Serikat melalui laman resminya.
Menurut data tersebut, nilai puncak 2019 adalah 3,5 ppm lebih tinggi dari puncak 411,2 ppm pada Mei 2018 dan menandai lompatan tahunan tertinggi kedua dalam catatan. Nilai CO2 bulanan di Mauna Loa pertama kali menembus ambang batas 400 ppm pada tahun 2014.
Baca Juga: Perubahan Iklim: Mencairnya Es Himalaya Mengancam Kehidupan Jutaan Orang di Asia
Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim, Reboisasi Seluas Amerika dapat Menyelamatkan Bumi
Pieter Tans, ilmuwan senior di Divisi Pemantauan Global NOAA, mengatakan, sangat penting untuk mengetahui pengukuran CO2 jangka panjang yang akurat untuk memahami seberapa cepat polusi bahan bakar fosil mengubah iklim Bumi.
Konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat setiap tahun, dan laju peningkatannya semakin cepat. Tahun-tahun awal di Mauna Loa melihat peningkatan tahunan rata-rata sekitar 0,7 ppm per tahun, meningkat menjadi sekitar 1,6 ppm per tahun pada 1980-an dan 1,5 ppm per tahun pada 1990-an. Tingkat pertumbuhan naik menjadi 2,2 ppm per tahun selama dekade terakhir.