Menurut Ilmuwan Amerika, Agama dapat Berdampak Merusak pada Anak

- 27 Juli 2023, 13:00 WIB
Menurut ilmuwan Amerika, pengaruh Agama tidak selalu positif bagi anak.
Menurut ilmuwan Amerika, pengaruh Agama tidak selalu positif bagi anak. /Catehist

Indonesains - Agama umumnya dianggap selalu berdampak positif bagi manusia, tidak terkecuali anak-anak. Akan tetapi, menurut ilmuwan Amerika tidak selalu demikian. Agama memang berdampak positif, tapi juga sekaligus berdampak merusak pada anak-anak.

Ilmuwan Amerika mengungkap pengaruh agama terhadap perkembangan anak, apakah anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang beragama memiliki perkembangan sosial dan psikologi anak yang lebih baik dibandingkan anak yang dibesarkan di rumah yang tidak beragama?

Ilmuwan Amerika menemukan bahwa pengaruh agama memberikan dampak menguntungkan sekaligus merusak dalam hal yang berbeda.

Baca Juga: Benih-benih Bunuh Diri Itu Bernama Digital Self Harm

Hasil penelitian ilmuwan Amerika tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Religions yang dapat diakses melalui daring. Jurnal itu diteritkan dengan judul "Mixed Blessing: The Beneficial and Detrimental Effects of Religion on Child Development among Third-Graders".

Jhon Bartkowski, Profesor sosiologi di Universitas Texas, San Atonio (UTSA) menjelaskan bahwa penelitian tersebut menemukan bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan rumah beragama, memang memberikan keuntungan signifikan dalam perkembangan psikologis sosialnya.

Pengaruh agama dikaitkan dengan peningkatan penyesuaian psikologi.
Pengaruh agama dikaitkan dengan peningkatan penyesuaian psikologi. MUI

Akan tetapi, pengaruh agama juga berpotensi merusak kinerja akademiknya, terutama dalam hal matematika dan sains, menurut ilmuwan Amerika. Menurutnya, pengaruh agama menekankan pada aspek moral yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai seperti kontrol diri dan kompetensi sosial.

Namun, prioritas tersebut terhadap keterampilan diri mungkin dihasilkan dengan mengorbankan kinerja akademik yang umumnya berkurang untuk anak-anak yang dibesarkan di rumah-rumah dengan religiusitas jika dibandingkan dengan teman-teman non religius mereka.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: University of Texas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah