Network
Indonesains - Hasil penelitian dari University of Surrey menemukan bahwa gamer cewek lebih cenderung dan lebih mungkin untuk mempelajari fisika, teknonologi, teknik atau matematika dibandingkan teman cewek mereka yang tidak bermain game.
Penelitian tersebut telah dipublikasikan di Jurnal Computers in Human Behavior secara daring dengan judul "Girls' video gaming behaviour and undergraduate degree selection: A secondary data analysis approach."
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa cewek berusia 13-14 tahun digolong sebagai pemain berat atau mereka yang bermain lebih dari 9 jam seminggu, tiga kali lebih mungkin untuk mengejar gelar fisika, teknonologi, teknik atau matematika dibandingkan cewek yang bukan gamer.
Selain itu juga ditemukan bahwa 100 persen anak perempuan dalam yang sudah memiliki gelar akademis di bidang fisika, teknonologi, teknik atau matematika adalah seorang gamer.
Tapi, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk anak laki-laki di mana jumlah gamer yang sama tidak terpengaruh dengan jenis gelarnya.
Baca Juga: Kecanduan Game Menjadi Penyakit Mental, Begini Gejalanya
Baca Juga: Kecanduan Game Ditetapkan Sebagai Penyakit Mental, Transgender Justru Dikeluarkan
Dr. Anesa Hosen, Dosen Pendidikan Tinggi dan Direktur Program PhD di Pendidikan Tinggi di Surrey, dan lulusan Fisika dengan masa lalu sebagai seorang gamer cewek mengatakan bahwa identifikasi ini memungkinkan untuk mendorong gamer cewek saat ini untuk mejadi mahasiswa di bidang fisika, teknonologi, teknik atau matematika.
Oleh karena itu, masuk akal, katanya, dalam jangka pendek, bahwa pendidik yang ingin mendorong lebih banyak mengambil pelajaran fisika, teknonologi, teknik atau matematika harus menargetkan gamer perempuan.
